Menurut Pakar, Ini Penyebab Murahnya Harga Bawang Merah

id Helmi

Menurut Pakar, Ini Penyebab Murahnya Harga Bawang Merah

Pakar ekonomi Unand Prof Helmi. (ANTARA SUMBAR/Dokumen Pribadi)

Padang, (Antara Sumbar) - Pakar Ekonomi Pertanian Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat, Prof Helmi mengatakan serapan bawang merah di provinsi setempat masih rendah sehingga harga dari komoditas tersebut mengalami penurunan.

"Daya serap bawang merah di Sumatera Barat masih rendah untuk menampung jumlah produksi yang ada. Ini yang menyebabkan harga komoditas tersebut rendah bahkan anjlok," katanya di Padang, Jumat.

Penurunan harga bawang merah merupakan hukum pasar, ketika suplai makin bertambah baik dari dalam daerah maupun di luar daerah, sementara permintaan akan komoditas tersebut tetap.

Bertambahnya suplai pasar juga dipengaruhi oleh penambahan area penanaman bawang di daerah-daerah tertentu karena adanya imbauan dari Menteri Pertanian kepada para petani Sumbar untuk menambah luas areal tanam hingga 5.000 hektare.

Dengan kondisi seperti ini perlu adanya peran dari pemerintah dan petani dalam meningkatkan serapan terhadap komoditas ini dengan memperhatikan beberapa sektor.

Pertama, harus diperhatikan dari sektor pasar seperti, adakan lelang komoditas, eksplorasi peluang pasar yang berasal dari permintaan di luar daerah Sumbar, dan lakukan proses pascapanen supaya menambah nilai jual.

"Pasar salah satu sektor terpenting dalam menstabilkan harga suatu komoditas," ujarnya.

Kedua, dengan memperhatikan tata kelola jumlah komoditas, dalam hal ini pemerintah diwajibkan mempunyai data bawang merah seperti berapa permintaan pasar, banyak petani yang masih menanam, serta standar kualitas bawang yang menjadi permintaan pasar di luar daerah.

"Diharapkan dapat dua cara tersebut dapat diterapkan secara baik antara pemerintah dan masyarakat petani," katanya.

Sebelumnya Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit mengimbau semua pihak untuk aktif mencarikan solusi persoalan harga komoditas bawang merah di daerah itu yang seringkali anjlok di bawah harga normal sehingga merugikan petani.

"Pemerintah dan instansi lain terkait, seperti Bulog, BI, dan masyarakat petani bawang harus duduk bersama mencari solusi," lanjutnya.

Nasrul khawatir jika persoalan itu terus berlanjut, petani yang menanam bawang merah di daerah itu akan beralih pada komoditas lain dan potensi Sumatera Barat sebagai sentra bawang merah di Sumatera tidak akan terwujud. (*)