Kunjungan Wisatawan ke Sumbar Naik 27,67 Persen

id Wisata

Kunjungan Wisatawan ke Sumbar Naik 27,67 Persen

Kapal wisata di kawasan Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan. (Antara Sumbar/Didi Someldi Putra)

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat kunjungan wisatawan asing ke Sumbar pada Agustus 2017 mencapai 5.209 orang atau meningkat 27,67 persen dibandingkan Juli 2017.

"Pada Juli 2017 wisatawan asing yang berkunjung ke Sumbar mencapai 4.080 orang, dan Agustus 2017 naik menjadi 5.209 orang," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi, di Padang, Senin.

Menurut dia, kunjungan pada Agustus 2017 didominasi oleh wisatawan asing dari Malaysia mencapai 3.836 orang, diikuti Australia 341 orang, Prancis 64 orang, Tiongkok 62 orang, Singapura 48 orang, Jepang 33 orang, India 32 orang, Thailand 28 orang, Belanda 26 orang, Amerika Serikat 25 orang, dan negara lainnya 714 orang.

Kunjungan wisatawan pada Agustus 2017 memberikan kontribusi sebesar 0,43 persen terhadap total wisman yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 1.219.804 orang, ujar dia.

Ia memastikan jumlah yang terdata tersebut adalah mereka yang masuk melalui imigrasi di Bandara Internasional Minangkabau, jika sebelumnya dari Jakarta atau Medan maka akan didata lewat bandara kedatangan.

Menurutnya, turis asal Timur Tengah juga potensial untuk dibidik berkunjung ke Sumbar dengan syarat pemangku kepentingan yang berwenang harus intensif melakukan promosi objek wisata.

"Selama ini turis asal Timur Tengah lebih banyak ke Puncak, Jawa Barat, padahal keindahaan alam Sumbar tidak kalah," kata dia lagi.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat saat ini sedang mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Wisata Halal untuk memperjelas kebijakan tentang pengembangan pariwisata daerah itu.

"Sedang kami siapkan menunggu konsep wisata halal yang segera dirumuskan oleh tim yang ditunjuk," kata Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian.

Menurutnya, Perda tentang Wisata Halal tersebut dibutuhkan sebagai landasan hukum agar arah kebijakan bidang pariwisata nanti akan lebih terarah, tertata, dan terkelola dengan baik.

"Dalam Perda itu nanti dijelaskan konsep pariwisata halal yang kami kembangkan itu seperti apa, bagaimana sarana pendukung seperti sertifikasi untuk restoran, hotel atau sarana lainnya dari Majelis Ulama Indonesia," kata dia lagi.

Konsep pariwisata halal itu, ujar dia, juga harus ada peran berbagai pihak selain MUI, tokoh adat, budayawan, dan masyarakat harus terlibat.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Sumbar Ian Hanafiah mengatakan perlu pembenahan infrastruktur di Sumbar untuk meningkatkan minat wisatawan berkunjung ke daerah ini.

"Peningkatan kapasitas jalan perlu dilakukan terutama pada rute favorit jalur Padang-Bukittinggi karena saat ini sudah terlalu padat," katanya.

Kemudian ia menyarankan rumah makan dan restoran di Padang perlu membuat variasi menu agar wisatawan tidak bosan.

"Pagi makan nasi Padang, siang juga, malam kembali nasi Padang, kalau tiga hari tentu wisatawan akan bosan," ujarnya lagi.

Menurutnya masakan Padang cukup enak, tapi perlu ada variasi dengan masakan nusantara lainnya.

"Dulu ada beberapa rumah makan dengan menu masakan dari daerah lain tapi tidak bertahan lama, sekarang ada beberapa restoran yang dinilai bisa menyediakannya," ujar dia lagi. (*)