Bukittinggi, (Antara Sumbar) - Pengelola Taman Wisata Alam Linggarjati di Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), mengharapkan lokasi itu dapat diperkenalkan agar bisa dikunjungi oleh lebih banyak wisatawan. Taman ini bisa menjadi tempat alternatif melihat keindahan Ngarai Sianok.
"Taman Wisata Alam Linggarjati bisa menjadi tempat alternatif melihat keindahan lain Ngarai Sianok," kata Pengelola Taman Wisata Alam Linggarjati, Irawansyah di Bukittinggi, Rabu.
Lokasi itu berada di Kelurahan Belakang Balok, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh. Dari lokasi tersebut dapat melihat keindahan Ngarai Sianok serta Gunung Marapi dan Singgalang yang berbeda dengan yang biasa dilihat dari Taman Panorama.
Irawansyah menerangkan sejak tiga tahun terakhir dia mencoba mengenalkan taman seluas sekitar 100 meter persegi itu pada masyarakat melalui media sosial dan pernah mengajak wisatawan dari Jakarta menikmati Ngarai Sianok dari tempat itu.
Selain itu, wisatawan asing asal Selandia Baru dan Australia juga pernah diajak ke taman tersebut saat sedang berjalan-jalan di lingkungan Kelurahan Belakang Balok.
"Sampai saat ini memang tempat ini masih tergolong sepi, mungkin karena lokasinya juga tersembunyi di belakang rumah-rumah warga," ujarnya.
Ketua RT 03 kelurahan setempat, Syamsuardi mengatakan bersama warga pernah memiliki ide untuk menghidupkan lokasi itu sebagai tempat wisata.
"Kebetulan di sini ada potensi lain yang mendukung seperti kuliner pical dan pupuk organik yang dapat dibeli warga jika suka berkebun," katanya.
Bila taman itu terkenal dan ramai dikunjungi wisatawan, ia berharap dapat mendorong perekonomian warga setempat.
"Namun kami tetap memberi aturan jika taman ini jadi tempat wisata. Pengunjung wajib menjaga kebersihan dan menjaga adat dan norma yang berlaku," katanya.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Bukittinggi, Baharyadi mengatakan Taman Wisata Alam Linggarjati dapat saja dihidupkan sebagai objek wisata.
Namun di lokasi itu tidak dibenarkan untuk dibangun objek pendukung, hanya dibolehkan bila ditambah penghijauan.
Hal itu sesuai dengan perda rencana tata ruang wilayah setempat (RTRW) bahwa dalam jarak 50 meter dari bibir ngarai adalah kawasan konservasi yang hanya boleh dibenahi tapi tidak boleh dilakukan pembangunan.
"Dari sana memang bisa lihat keindahan lain Ngarai Sianok. Bisa saja nanti diarahkan ke wisata olahraga atau agro. Di mana bagi warga usai olahraga pagi dapat istirahat menikmati alam, lalu membeli pupuk organik untuk taman di rumah," katanya. (*)
Berita Terkait
Disparpora Agam prediksi Rp4,54 miliar perputaran uang selama libur Idul Fitri
Minggu, 21 April 2024 11:45 Wib
7.064 wisatawan berkunjung ke Agam selama libur Idul Fitri
Kamis, 18 April 2024 15:19 Wib
Objek wisata religi Lubuak Landua Pasaman Barat ramai pengunjung
Minggu, 14 April 2024 16:29 Wib
Kamtibmas di objek wisata Pasaman Barat hingga H+3 berjalan kondusif
Minggu, 14 April 2024 15:18 Wib
Pengunjung objek wisata kebun stroberi Solok ramai saat libur Lebaran
Minggu, 14 April 2024 5:47 Wib
Ribuan wisatawan kunjungi objek wisata Pariaman H+1 lebaran
Jumat, 12 April 2024 13:47 Wib
Pemkab Agam kerahkan enam perahu di objek wisata selama libur Idul Fitri
Jumat, 12 April 2024 13:44 Wib
Polres Pasaman Barat siagakan personel pengamanan di tempat wisata
Selasa, 9 April 2024 15:30 Wib