Sumbar Berpotensi Muncul Sebagai "Bali" Baru di Indonesia

id Thomas Lembong

Sumbar Berpotensi Muncul Sebagai "Bali" Baru di Indonesia

Kepala BKPM, Thomas Lembong. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendorong daerah yang memiliki potensi pariwisata untuk mengembangkannya agar bisa menjadi tujuan wisata dunia seperti Bali yang telah lebih dulu dikenal.

Salah satu yang berpotensi menjadi pariwisata dunia seperti Bali adalah Sumbar dengan beragam potensi alam, budaya dan kuliner, kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong usai usai menghadiri "Welcoming Dinner to All Regional Investment Forum Delegation" di Padang, Minggu malam.

Ikut hadir dalam kesempatan itu utusan delegasi 15 negara, para investor asing peserta Regional Investment Forum (RIF) dan pejabat setempat.

Menurut Thomas, saat ini Indonesia sedang berkemas untuk menjadi daerah tujuan wisata dunia dengan memperkenalkan semua potensi yang ada agar wisatawan tidak hanya mengenal Bali.

Ia mengatakan telah ada 10 destinasi yang telah berkembang pesat dan didukung penuh pengembangannya. Salah satunya Menado yang dahulu tak ada apa-apanya setelah penyelenggaraan RIF tahun lalu ikut berkembang menjadi tujuan wisata indah di Indonesia.

"Kita berharap Sumbar yang memiliki potensi ragam wisata yang cukup besar, pemandangan alam yang indah dengan lembah, gunung, danau, sungai, makanan kuliner yang enak dan lezat juga memiliki budaya yang luar biasa, bisa seperti Menado setelah RIF ini," kata dia.

Sementara itu, Gubernur Sumbar Iwan Prayitno mengatakan potensi wisata daerah itu sangat bisa dikembangkan, bukan saja wisata alam tetapi juga budaya.

"Masyarakat Sumbar yang identik dengan Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal. Sistem matrilineal adalah suatu sistem yang mengatur kehidupan dan ketertiban suatu masyarakat yang terikat dalam suatu jalinan kekerabatan dalam garis ibu," kata dia.

Seorang anak laki-laki atau perempuan dalam keluarga merupakan bagian garis keturunan/klan yang dibawa oleh darah ibu mereka.

Ayah dalam keluarga inti tidak dapat memasukkan anaknya ke dalam sukunya sebagaimana yang berlaku dalam sistem patrilineal yang dianut oleh mayoritas suku lainnya di Indonesia.

Dengan kata lain, seorang anak yang terlahir dengan latar belakang orang tua Minangkabau akan mengikuti suku ibunya.

Asal-usul sistem matrilineal dan merantau sampai saat ini belum dapat dijelaskan dengan bukti empiris dan hanya dapat dijawab oleh cerita-cerita mitos, asal-usul mengapa suku Minangkabau memegang sistem matrilineal menjadi menarik untuk diketahui karena tidak banyak suku di Indonesia, bahkan di dunia, yang mempraktikkan sistem ini.

Sistem matrilineal, bersama dengan kebudayaan merantau, telah mengakar dalam kebudayaan Minangkabau sejak lama dan kedua hal ini termasuk faktor dominan yang membentuk masyarakat Sumbar hingga sekarang.

Irwan Prayitno menerangkan keunikan budaya dan keindahan alam serta macam ragam kuliner yang enak-enak menjadikan Sumbar sebagai daerah kunjungan wisata keluarga yang terbaik.

Kemajuan dunia pariwisata Sumbar diharapkan mampu meningkatan usaha masyarakat terutama UMKM, yang hampir di seluruh kabupaten kota memilikinya dengan berbagai khas daerah masing-masing. (*)