Cegah Korban Longsor, Solok Selatan Uji Coba Alat Deteksi Dini Longsor

id lews

Cegah Korban Longsor, Solok Selatan Uji Coba Alat Deteksi Dini Longsor

Asisten Administrasi Umum Pemkab Solok Selatan Yul Amri (kiri) mendengarkan penjelasan tentang mekanisme kerja alat Landslide Early Warning System dari Tim Teknis UGM sebagai mitra kerja BNPB, Kamis. (ANTARA SUMBAR/Humas Pemkab Solok Selatan)

Padang Aro, (Antara Sumbar) - Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, mendapat bantuan satu unit alat deteksi dini gerakan tanah atau Landslide Early Warning System (LEWS) dan telah melakukan uji coba di Liki Nagari Lubuk Gadang Selatan, Kamis.

Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kabupaten Solok Selatan Yul Amri di Padang Aro, Kamis, menyebutkan bahwa masyarakat harus selalu meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana meskipun kini telah mendapatkan bantuan alat deteksi dini gerakan tanah.

"Yang paling penting dari uji coba ini adalah agar kita meningkatkan kewaspadaan terhadap segala bencana yang mungkin saja terjadi Baik kewaspadaan bagi kita yang tinggal di lereng-lereng bukit, daerah aliran sungai, atau tempat lain yang bisa saja terjadi secara tiba-tiba," ujarnya.

Ia berpesan agar masyarakat serta pihak terkait mampu menjaga alat tersebut.

"Alat ini kita miliki berkat bantuan yang diberikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui permohonan yang kita ajukan. Tugas kita untuk menjaga alat ini untuk kemaslahatan kita semua," sebutnya.

Kepada para relawan yang mengikuti simulasi tersebut, Asisten Adminstrasi Umum juga berharap agar tetap siap siaga dan bergandeng tangan dalam usaha-usaha pencegahan dan juga penanggulangan bencana.

"Jadilah pahlawan yang selalu siap siaga dan bekerja sama dengan berbagai pihak terhadap segala bentuk ancaman bencana yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita," sebutnya.

Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat Editorial mengatakan alat ini merupakan bantuan dari BNPB untuk mengurangi tingkat risiko bencana alam khususnya bencana longsor.

BPBD setempat mengusulkan empat unit LEWS yang senilai lebih kurang Rp400 juta per unit. Namun karna keterbatasan anggaran di BNPB hanya satu yang disetujui pada tahun ini.

Terkait lokasi pemasangan ditetapkan oleh Tim Teknis yang berasal dari Universitas Gajah Mada (UGM).

"Kami sudah survei di empat lokasi yakni Bukit Manggiu, Pinti Kayu, Taratak Tinggi dan Liki Atas. Dan setelah dipertimbangkan, termasuk tingkat kerawanan dan juga jumlah penduduk, tim akhirnya menetapkan daerah Liki Atas ini," jelas Editorial.

Fatah, salah seorang teknisi dari UGM, mengatakan bahwa Kabupaten Solok Selatan merupakan salah satu daerah di antara 24 daerah di Indonesia yang mendapatkan bantuan serupa untuk tahun ini.

Alat ini memiliki tiga jenis suara pada tingkatan kondisi status bencana, yakni waspada, siaga, dan awas.

Alat tersebut juga dilengkapi empat sensor yakni dua sensor untuk pergerakan tanah, satu untuk kemiringan tanah, serta satu sensor untuk curah hujan.

Pada uji coba tersebut juga dilakukan simulasi terjadi lorongan tanah yang diikuti oleh ratusan warga Jorong Liki Atas, Nagari Lubuk Gadang Selatan, Sangir.

Dalam simulasinya, ratusan warga berhamburan menyelamatkan diri setelah sirene dari Alat Sirene Deteksi Dini berbunyi dengan kerasnya. (*)